Notification

×

Iklan

Iklan

Diduga Lahan 2 HA Dijual Oleh Orang Lain ke PT. BTIIG

Jumat | 2/17/2023 WIB Last Updated 2023-02-17T12:36:30Z


Morowali- Persoalan Lokasi Lahan 2 HA milik salah seorang warga Desa Tondo Kecamatan Bungku barat Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah belum mendapatkan kepastian penyelesaian jual beli tanahnya di Desa Topogaro yang dijual oleh orang lain ke PT. Bahosuo Taman Industri Invesment Group (BTIIG)


"Hariati selaku pemilik lahan menceritakan, saya sudah datang dikantor Desa Topogaro tanya disitu, cuma orang kasitau saya, Itu tanah dibilang kena kelompok rumpio dan itu waktu pertama saat saya datangi kantor Desa Topogaro. Setelah 2 minggu kemudian saya pergi lagi dirumah sekdes Topogaro untuk bertanya dan Sekdes kasitau itu tanah Sudah di jual oleh orang kampung Topogaro,"Ungkap hariati di media ini, Jumat(17/02/2023) 


Kemudian Saya tunggu 2 minggu kembali saya datangi kantor Desa Topogaro,  sampai 4 kali saya datangi  kantor dan jawaban mereka itu tanah namanya disingkat pak SN  yang beli dan saya langsung kasitau kepala desa Topogaro. Coba tunjukan nama SN itu, supaya bisa kami lihat. Setelah di cari dan dicari pak SN ini ternyata dekat kampung  umpanga. dan akhirnya saya pergi tanya pak SN, dan pak SN menjelaskan kalau itu tanah tidak beli karena di waktu dulu, tidak ingat saya tahun berapa waktu ada sandra. sehingga Bupati kala itu serahkan kami tanah jangan kalian pulang. itu Bupati zaman dulu masih belum Kabupaten Morowali atau belum ada Bupati Morowali di Bungku itu dikasi tau SN sama saya," Ucap Hariati Menirukan keterangan SN. cuma saya bilang tidak mungkin Pak Bupati kasih itu kebunya orang, itu hanya akal-akalan SN. 


Selanjutnya Hariati mengungkapkan, itu tanah saya punya bapak yang tebang. cuma tahunnya kami tidak ingat, karena orang bodoh karena semua anaknya orang bodoh. yang jelas kami memang lama ditanah itu dan banyak kami punya saksi orang-orang suku TA semua ini. masih kata hariati saya juga pigi datangi kantor PT. BTIIG untuk kasitau bahwa bapak saya yang ba Kapak atau kami orang Wana disitu dulu, dan ternyata Tanah itu dijual oleh SN kepada PT BTIIG,"Sebutnya.


Sementara kata Hariati, itu tanah sudah kami habis pergi ukur dengan orang Cina atau perusahaan sambil di foto saya di lokasi  dan diambil semua Data-data saya punya nama dan saya dikasih pegang semua itu bukunya karena rencana habis ukur mau dibayar dan ternyata Setelah dicek di Peta dikantor perusahaan, ada informasi tanah itu sudah dibayar,"Terangnya


Dulu tidak ada memang surat-suratnya, karena orang Wana ini berpindah-pindah terus berkebun karena habis olah situ pindah lagi, bukan pindah jauh tapi pindah dekat-dekat sini dan saya tau dimana batas-batasnya kami punya tanah. bisa saya tunjukan sama Perusahaan. dan tetap saya tuntut kami punya hak ditanah itu walaupun sedikit,"Harapnya.


Lanjut Hariati, saya berani Mati ditanah itu. karena tetap kami punya dan waktu hari itu ada pengukuran saya tegaskan ini tanah tetap kami punya saya tidak takut sudah saya kasitau cina-cina itu melalui jubirnya,"Tegasnya


Kami hanya di pimpong sana sini kasihan? habis dicari disini dibilang kesana,  cukup capek kami dibuat disana kemari, tidak ada titik temunya. 


Hari itu kami pergi pernah Palang supaya jangan bekerja perusahaan sebelum selesai. justru kami dimarahi-marahi dan di intimidasi oleh Oknum dari bagian dalam perusahaan dia bentak marah-marah, kamu orang pigi sana di kantor Desa Topogaro,  jangan saya lapor kamu ini orang di Polisi. dan saya jawab kenapa kami ditakut-takutin kasihan. kami tidak ada kami ambil haknya orang mungkin kalau haknya orang barangkali kami di polsikan dan ini tanah haknya kami. kami datang baik-baik untuk palang.


Sudah dua kali kami palang dan oleh alat perusahaan terobos. kalau palang pertama orang tidak menerobos karena masih kami jaga ke dua kalinya orang menerobos, seolah-olah tidak percaya itu kami punya tanah. 


Sebenarnya di palang pertama oknum bagian dari perusahaan meminta untuk dimediasi untuk di buka itu palang, kami mau atur itu dan terpaksa kami buka ternyata sampai sekarang sampai 2 kali dipalang hanya janji, janji dan janji terus dibilang tetap akan ada. buktinya belum ada keputusan dan belum ada pembayaran ke kami,"Tandanya


Senada dengan anak kandungnya Adelia menjelaskan, Kepala desa Topogaro hanya memberikan janji-janji setelah itu dia bilang di kantor desa kita baku urus. sementara dari desa sampai sekarang tidak ada reaksinya itu orang. kami sudah sering kali dirumah kepala desa dia bilang tetap ada, tetap ada, tapi kapan. Juga ini perusahaan tidak menyelesaikan kami punya lokasi seharusnya baru bekerja perusahaan,"Ucapnya.


Kepala desa Topogaro Herman Akib yang ditemui di rumahnya tidak ada dikonfirmasi melalui nomor whatsapp 08529977**** belum terjawab dan baru tercatreng Ceklis Satu dan media ini akan berupaya untuk mengkonfirmasi selanjutnya kepada pihak yang terkait,"Tutup.


Yohanes

×
NewsKPK.com Update