Pada gelaran tahun 2019, LSN berlangsung selama tujuh hari yakni Selasa-Senin (15-21/10/19) terdapat 12 pondok pesantren (ponpes) dari seluruh wilayah Paluta yang akan berkompetesi di lapangan desa purba tua.
Pada saat penyampaian kata sambutan, Muda Riski Siregar Selaku ketua panitia LSN berharap, agar sama-sama kita mensukseskan acara liga ini sampai selesai, sebab acara kita kita ini merupakan acara kita bersama yang mana tujuannya untuk memperkuat hubungan komunikasi dan silaturrahmi antar pesantren seluruh indonesia khusunya di Paluta tercinta kita ini", harapnya.
Dan Riski Siregar tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada masyarakat desa purba sinomba khususnya kepada kepala desa purba sinomba yang sudah mempasilitasi lapangan bola ini agar kompetisinya berjalan lancar dan sukses sesuai yang kita harap-harapkan.
Pembatasan usia pemain maksimal 17 tahun,sebab dengan pembatasan usia tersebut dilkasanakan agar LSN bisa melahirkan bakat-bakat muda potensial di dunia sepakbola tanah air. Sehingga LSN juga dapat memberikan sumbangsih bagi kemajuan olahraga sepakbola,dan santri Paluta harus mampu tampil dalam persepakbolaan nasioanal.
Selanjutnya Kajari Paluta Andri Kurniawan Sh.Mh mengharapakn melalui LSN bibit-bibit dalam persekbolaan di timnas dari kalangan santri harus mampu tampil dilevel Nasional.
"Mudah-mudahan konpetisi LSN ini berjalan dengan baik,bukan soal menang atau kalahnya akan tetapi yang paling utama adalah kita harus mampu saling menjaga kekompakan kita dalam bertanding ini secara seportifitas yang sehat", tandasnya.
Semnetara itu, Dr.Arifuddin Muda Harahap, M.Hum selaku ketua PW RMI NU Sumut juga menyampaikan kepada peserta LSN sub region III Paluta 2019 agar berjalan dengan lancar, sebab kegiatan ini adalah merupakan marwah kita selaku anak santri.
"Maka saya sampaikan, selamat bertanding dan jaga sportifitas dan mari kita awali acara ini acara ini dengan membaca Alfatihah", pimpinya sambil membuka acara dengan membaca Al basmalah.
Di sela-sela sambutannya, ketua PW RMI NU Sumut tersebut sempat menjelaskan bahwa, "LSN di Paluta sudah berjalan 2 (dua) kali dan hari ini region III. Dalam perhatian pemerintah pusat, di tahun 2019 UU Pondok Pesantren sudah dapat disahkan, yang mana UU pertama, ijazah pesantren itu harus diasamakan dengan ijazah SMA dan lainnya.
Kemudian UU yang kedua, sudah layak diberikan peluang perguruan tinggi bagi alumni dari santri. UU Yang ketiga, pesantren juga berhak mendapatakan bantuan pendidikan malalui APBN dan APBD. Selain itu pesantren juga berhak mendapatkan CSR, sebab negara kita ini sangat memperhatikan para santri atau dunia pesantren. Merdekanya Indonesia ini merupakan berkat dari gerakan-gerakan para santri indonesia".Tutupnya
Dalam pantuan media, peresmian itu secara simbolik ditandai dengan tendangan pertama oleh kajari paluta Andri Kurniawan, Kadis Pora Paluta Bikrul Munawor Harahap, ketua PW RMI NU Sumut dan yang lainnya. (Mara)
