Notification

×

Iklan

Iklan

Mendikbud Tegaskan Tidak Ada Toleransi bagi Guru Pelaku Amoral di Rote Ndao

Kamis | 11/12/2020 WIB Last Updated 2020-11-12T08:59:09Z

ROTE NDAO - Bagaimana kondisi pembelajaran maupun sikap guru terhadap anak didik juga moralitas di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) menjadi perhatian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim. 


Disela sela Mendikbud Nadiem meninjau pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu, (11/11/2020). 


Ia mengatakan kondisi di daerah tidak bisa diketahui secara langsung jika hanya dipantau dari Jakarta. 


“Luar biasa. Pada saat ke lapangan, kita dapat mengetahui program-program mana yang benar sudah dirasakan dan mana yang belum,” ujar Mendikbud di Taman Kanak-kanan (TK) Negeri Pembina, desa Nauhadoen Lobalain 


Dia melihat tantangan yang luar biasa bagi daerah-daerah yang tidak punya infrastruktur yang sebaik di Pulau Jawa. 


“Saya baru dari Palu, Gianyar, setelah itu saya ke Rote. Jelas sekali kelihatan infrastruktur yang belum baik, jaringan internet yang belum baik, sarana dan prasarana itu sangat besar kesenjangannya. Jadi ini yang harus benar-benar kita jembatani dan itu menjadi suatu hal yang menjadi prioritas kami,” ujarnya. 


Sementara itu menjawab pertanyaan Wartawan  terkait sangsi terhadap guru pelaku amoral/tak beretika 

Kembali di tegaskan Nadiem Makarim bahwa di bebarapa kesempatan saya sudah menegaskan bahwa ada tiga dosa,1 kekerasan atau perundungan/buling,2.kekerasan sexsual dan yang ke 3 adalah intoleransi,disinilah yang saat ini kita bekerjasama dengan kementrian lain,untuk memastikan bahwa Mendikbud tidak ada toleransi sama sekali,dan khusus untuk tiga dosa ini,mau di perguruan tinggi,sekolah" untuk tiga dosa ini tidak akan ada toleransi "tegas Nadiem. 


Untuk itu terkait guru yang berperilaku demikian kata Nadiem itu merupakan formulasi dan pihaknya akan menciptakan program program untuk pertama melakukam penindakan secara tegas,dan kemen PAN RB menjadi mitra kita dalam melakukan dan itu hal yang sangat penting. 


Tapi kita juga harus lebih proaktif mensosialisakan kita jangan lupa bahwa pada Asesmen kompetensi ada yang namanya,survei karakter dan didalam survei karakter publik publik seperti itu,isu perlindungan ,kekerasan seksual,dan intoleransi pasti ada di situ dan itu merupakan kinerja atau pelaporan bagaimana yang harus diperbaiki oleh sekolah. 


"Jadi ga bisa ngumpet lagi karena nilai nilai pancasila itu sudah jelas keliatan kalau dulu kan kita cuma kelihatan angka angka UN dan kita bisa melihat Recol Impower seperti apa,kebinekaan anak anak  itu seperti apa,intinya jika sudah ditemukan seperti itu maka harus ada ketegasan dan itu sudah jelas tidak ada toleransi" ungkap Nadiem. 


Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Anita Jacoba Gah menyambut baik pernyataan Mendikbud 


“Kami sangat setuju dengan pernyataan pak Mendikbut tadi bahwa untuk tiga dosa besar tadi harus di ambil tindakan tegas bila.perlu dipecat sehingga ada efek jera,nah selanjutnya tingal kita lihat bagaimana ketegasan pimpinan daerah bahwa harus berani ambil saru tindakan bahwa hal hal yang menyusahkan rakyat maupun pemerintah ,untuk itu kembali saya tegaskan bahwa kembali kepada pemimpin daerah bagaimana mengambil sikap terhadap oknum guru yang menjadi pelaku amoral ini" tegas Anita Gah.(AL)

×
NewsKPK.com Update