ROTE NDAO - Sry Wati M Tang,Calon Anggota DRPD Kabupaten Rote Ndao ini,dari Partai Keadilan Sejahtera(PKS) Dapil 1 ini sempat membuat banyak calon legislatif khawatir untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari warga, terutama di Kalangan Masyarakat Wanita Kelahiran Rote 28 Desember 1977 ini,
Meskipun berdarah bugis yang sejak.lahir hidup di Rote ,Namun hal itu sama sekali tidak dirasakan sedikitkan perbedaan di tengah tengah warga alasan itu sama sekali tidak menyurutkan niatnya untuk terjun di dunia politik.
Bahkan Ia mengaku mendapatkan pengalaman positif selama kurang lebih satu tahun kontinyu turun menemui masyarakat guna memperkenalkan diri.
Sejak lama Wati disibukkan dengan melakukan kegiatan berbagi yang di namakan M2B BERBAGI yang terdiri dari kumpulan beberapa emak emak yang sering mengarungi pelosok berbagi bersama tanpa melihat sekat
Alasan itulah saat ini dirinya terus menggalang suara kawula muda serta warga lain di daerah pemilihan ( dapil) 1 untuk mendukung dan memenangkan dirinya menjadi wakil rakyat pada pemilu 2019 nanti.
Wanita berusia 41 tahun ini justru merasa mendapatkan dukungan besar dari masyarakat untuk bisa lolos melenggang menjadi wakil rakyat.
"Alhamdulillah sejauh ini belum.ada hal yang sulit bagi saya,bahkan sama sekali tidak ada perbedaan yang saya rasakan. Justru masyarakat memberi feedback (umpan balik) positif pada saya caleg Perempuan,Apalagi dengan nama baru, yang adalah ibu rumah tangga,Alhasil selama saya berjalan sejauh ini masih aman aman saja dan antusias respon dari warga sekitar sangat Wellcome dengan kehadiran saya terutama daerah pemilihan 1 Kecamatan Lobalain dan Rote Barat Laut.
Oleh sebab itu, ia mengaku optimistis bisa mendapatkan kepercayaan warga Rote Ndao khususnya Dapil 1.
Sebab menurutnya, yang juga harus dibangun adalah tentang semangat untuk tidak menyerah pada demokrasi Indonesia,Apalagi isu perempuan akan diatasi melalui pendidikan. “Patriarki adalah kultur. Sudah menjadi budaya. Untuk membuat anak-anak kita keluar dari pemikiran ini, kita perlu mengajarkan tentang kesetaraan gender dari usia dini.” Ia memaparkan juga dalam pemikiran feminisme, the private is poltitcal. Baginya, kehidupan privat mencerminkan kehidupan sosial. Ia juga menambahkan pemikirannya tentang perlindungan Pekerja perempuan yang harus ada perhatian extra.
Lebih lanjut pengusaha muda di bidang meubeller ini mengaku memiliki misi khusus dalam keputusannya untuk terjun ke dunia politik di usianya yang masih muda, dan di tengah kesuksesannya sebagai pengusaha.
Wati , begitu ia biasa disapa, memiliki perhatian khusus di dunia pendidikan masyarakat ekonomi lemah.
Jika nanti diberi kepercayaan duduk sebagai wakil rakyat, Wati ingin memperbaiki dan membela hak pendidikan untuk masyarakat ekonomi lemah khususnya kaum perempuan ungkapnya. (AL)
Meskipun berdarah bugis yang sejak.lahir hidup di Rote ,Namun hal itu sama sekali tidak dirasakan sedikitkan perbedaan di tengah tengah warga alasan itu sama sekali tidak menyurutkan niatnya untuk terjun di dunia politik.
Bahkan Ia mengaku mendapatkan pengalaman positif selama kurang lebih satu tahun kontinyu turun menemui masyarakat guna memperkenalkan diri.
Sejak lama Wati disibukkan dengan melakukan kegiatan berbagi yang di namakan M2B BERBAGI yang terdiri dari kumpulan beberapa emak emak yang sering mengarungi pelosok berbagi bersama tanpa melihat sekat
Alasan itulah saat ini dirinya terus menggalang suara kawula muda serta warga lain di daerah pemilihan ( dapil) 1 untuk mendukung dan memenangkan dirinya menjadi wakil rakyat pada pemilu 2019 nanti.
Wanita berusia 41 tahun ini justru merasa mendapatkan dukungan besar dari masyarakat untuk bisa lolos melenggang menjadi wakil rakyat.
"Alhamdulillah sejauh ini belum.ada hal yang sulit bagi saya,bahkan sama sekali tidak ada perbedaan yang saya rasakan. Justru masyarakat memberi feedback (umpan balik) positif pada saya caleg Perempuan,Apalagi dengan nama baru, yang adalah ibu rumah tangga,Alhasil selama saya berjalan sejauh ini masih aman aman saja dan antusias respon dari warga sekitar sangat Wellcome dengan kehadiran saya terutama daerah pemilihan 1 Kecamatan Lobalain dan Rote Barat Laut.
Oleh sebab itu, ia mengaku optimistis bisa mendapatkan kepercayaan warga Rote Ndao khususnya Dapil 1.
Sebab menurutnya, yang juga harus dibangun adalah tentang semangat untuk tidak menyerah pada demokrasi Indonesia,Apalagi isu perempuan akan diatasi melalui pendidikan. “Patriarki adalah kultur. Sudah menjadi budaya. Untuk membuat anak-anak kita keluar dari pemikiran ini, kita perlu mengajarkan tentang kesetaraan gender dari usia dini.” Ia memaparkan juga dalam pemikiran feminisme, the private is poltitcal. Baginya, kehidupan privat mencerminkan kehidupan sosial. Ia juga menambahkan pemikirannya tentang perlindungan Pekerja perempuan yang harus ada perhatian extra.
Lebih lanjut pengusaha muda di bidang meubeller ini mengaku memiliki misi khusus dalam keputusannya untuk terjun ke dunia politik di usianya yang masih muda, dan di tengah kesuksesannya sebagai pengusaha.
Wati , begitu ia biasa disapa, memiliki perhatian khusus di dunia pendidikan masyarakat ekonomi lemah.
Jika nanti diberi kepercayaan duduk sebagai wakil rakyat, Wati ingin memperbaiki dan membela hak pendidikan untuk masyarakat ekonomi lemah khususnya kaum perempuan ungkapnya. (AL)