Notification

×

Iklan

Iklan

Membangun Komitmen dan Strategi Komunikasi Ditengah LDR

Kamis | 7/01/2021 WIB Last Updated 2021-07-01T03:17:23Z




Ditulis oleh : Chalimatus Sa'diah


Banyak yang mengatakan bahwa hubungan jarak jauh atau yang sering disebut Long Distance Relationship (LDR) susah untuk dijalani. Bahkan ada yang mengalami nasib tragis sekalipun, sang suami yang jauh dari jangkauan akhirnya menikah dengan dambaan hatinya yang lain.


LDR dapat dikatakan lebih rentan terhadap berbagai masalah daripada hubungan cinta jarak dekat. Masalah yang kerap muncul adalah masalah komunikasi. LDR menyulitkan pasangan untuk menjalani komunikasi yang baik. Padahal komunikasi yang tidak baik dapat berujung pada saling curiga, hingga pada akhirnya hubungan harus kandas.


Jika kita tinjau menggunakan ilmu sosiologi, LDR tidaklah sesulit yang dibayangkan. Tergantung bagaimana mengatur pola komunikasi dan emosi masing-masing pasangan. Buktinya ada banyak pasangan yang menjalani LDR hingga berujung ke rumah tangga yang harmonis. Belum lagi dengan adanya kemajuan teknologi saat ini yang memungkinkan komunikasi lebih mudah untuk dilakukan, dengan menggunakan media sosial secara efektif, LDR dapar dijalankan dengan baik.


Agar dapat menjalani LDR dengan baik, memang perlu usaha yang ekstra, namun bukan berarti tidak bisa dihadapi. Masalah memang sering datang menerpa seperti jelangkung, datang tak dijemput pulang tak diantar. Misalnya, suami menjadi sewot karena chat telat dibalas. Namun itu adalah bumbu-bumbu dalam hubungan. Biasanya setelah berantem, sayang-sayangan dan kembali akur.


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjalani LDR. Pertama adalah berbicara komitmen. Menjaga komitmen adalah hal dasar dalam menjalankan hubungan. Walau tidak terlihat, komitmen dapat menjadi tali yang kuat untuk menjaga agar hubungan tidak berkahir. Komitmen bisa berupa pasangan boleh bertengkar namun setelah bertengkar baikan lagi. Sehingga walau terjadi kesalapahaman, hubungan tidak mudah untuk berakhir. Kita juga tidak gampang terpikat dengan perempuan atau pria lain karena sudah berjanji untuk selalu saling setia.


Jika kalian dapat menjaga komitmen dengan baik, maka sudah dipastikan pasangan tersebut akan menikmati hasil investasi LDR. Karena menurut mereka yang menjalankan LDR, investasi dasar hubungan rumah tangga adalah menjaga komitmen.


Kemudian adalah menjaga intensitas komunikasi. Sesibuk apapun urusan nya, usahakan untuk menghubungi sang pacar. Tanyakan kabarnya dan apa yang sedang dia kerjakan. Jangan lupa ceritakan aktifitas-aktifitas dan rencana-rencana seharian serta keberhasilan-keberhasilan yang telah kita peroleh.


Juga jangan ragu untuk mengatakan bahwa kamu merindukannya. Hal ini akan membuat pasangan merasa dipedulikan dan dihargai. Jika kamu ada masalah, cerita adalah solusi yang baik. Biarkan dia memberi semangat, nasehat dan motivasi kepadamu. Dengan begitu dia akan merasa berarti buat kamu.


Berikutnya adalah kendalikan emosi dalam kondisi apapun. Menurut penelitian Daniel Coleman kesuksesan seseorang ditentukan oleh 80% kecerdasan emosi, sisanya kemudian IQ. Begitu juga dengan hubungan, kesuksesan hubungan tergantung bagaimana kedua belah pihak mengelola emosinya masing-masing. Tidak jarang hanya karena masalah sepele dan tidak mampu menahan emosi, hubungan yang dibangun dari kecil menjadi berakhir.


Misalnya sang suami telat menjemput, kemudian istri marah, tanpa terlebih dahulu menanyakan mengapa dia telat. Padahal bisa saja sebelumnnya dia mengantar orang tuanya berbelanja di pasar. Kemudian sang suami merasa tidak bersalah dan tidak suka dimarah lalu minta cerai dan menyesal kemudian. Terkadang kita harus harus berpisah dengan pria tampan yang baik hati dan berbakti kepada orang tua tanpa kita tau apa penyebabnya.


Maka itu, dalam studi sosiologi, konflik sosial pasti mendapatkan perhatian besar dan memunculkan apa yang disebut teori konflik.


Menurut Lewis A. Coser, ia meyakini keberadaan konflik tidak harus bersifat disfungsional. Oleh karena itu, keberadaan konflik dapat memicu suatu bentuk interaksi yang dapat memicu konsekuensi yang bersifat positif. Selain itu, dengan adanya konflik juga dapat menggerakkan seseorang yang terisolasi menjadi berperan aktif dalam aktivitasnya.


Masing-masing pasangan harus dapat mengkontrol dan menjaga emosi nya masing-masing. Sejengkel apapun kamu dengan pasangan, jangan langsung memberikan amarahmu, dengarkan dulu pembelaannya. Karena tidak ada orang yang mau dimarahi. Dan bisa jadi bukan dia yang salah, tapi kamu.


Terakhir, tentukan target kapan LDR kalian akan berakhir. Misalnya kamu akan menyudahi semua ini tahun depan. Karena hubungan yang tanpa target ibarat berlayar tanpa tujuan,  ujung-ujungnya capek sendiri.


Adapun dampak negative dari hubungan LDR adalah tali silaturahmi antar pasangan yang terputus , artinya hubungan silaturahmi itu terputus bukan karena kemauan mereka melainkan karena alasan tertentu yang menyebabkan mereka harus melakukannya. Misalnya, ketika mitra LDR tersebut telah memiliki kesibukan tersendiri di tempat masing-masing, silaturahmi semakin lama semakin hilang, bahkan cenderung kehilangan kontak. Namun jika mereka bertemu kembali, hubungan itu akan kembali terjalin seperti sediakala dan kemungkinan menjadi lebih erat.


Tantangan lain yang harus dihadapkan pasangan LDR adalah mendidik anak dengan baik dan memberi pemahaman dengan baik agar anak mengerti mengapa ayah atau ibunya berada jauh dari rumah. Orangtuanya harus bisa memperhatikan usia tumbuh kembang anak.


Jika penalaran anak masih belum berkembang luas, orangtua disarankan menggunakan contoh konkrit dalam memberikan penjelasan mengenai keberadaan orangtua yang tak bersama.

×
NewsKPK.com Update