Notification

×

Iklan

Iklan

Margarito Kamis Angkat Bicara Soal Perkara Sengketa Pilkada Pulau Taliabu

Jumat | 1/29/2021 WIB Last Updated 2021-01-29T12:37:11Z


TALIABU - Pakar Hukum Tata Negara, Drs. Margarito Kamis, SH, M.HUM, akhirnya angkat bicara soal perkara sengketa Pilkada Kabupaten Pulau Taliabu 2020.


Menurut Margarito bahwa, Pilkada Pulau Taliabu sangat merangsang adrenalin intelektualnya untuk menangani perkara sengketa atas dasar fakta yang diterima. 


Alasannya, terdapat sejumlah peristiwa politik yang dinilainya menjadi ukuran yang cukup menantang sebagai sebuah perkara untuk ditanganinya ketika dibutuhkan menjadi ahli dalam persidangan nanti. 


Namun dari sejumlah peristiwa yang dinyatakan krusial adalah, soal pembagian hewan sapi menjelang Pilkada pada 9 Desember 2020 itu, yang diduga dilakukan oleh pihak paslon petahana Pulau Taliabu. 


"Ada yang sangat menantang dalam kasus itu soal sapi, cukup menantang saya, diluar satu dua soal lagi. Tapi soal bagi-bagi sapi itu menantang saya. Kalau dulu kan ada tipex-tipex, kemudian ada C 6 yang aneh-aneh. Nah, sekarang ini yang menarik betul bagi saya itu soal sapi-sapi," kata Margarito Kamis saat dikonfirmasi wartawan Via Telepon Seluler, Jum'at (26/1/2021) siang tadi. 


Lebih lanjut, ditanya soal apakah dari kasus tersebut adanya potensi terhadap Terstruktur, Sistematis dan Masif (TSM). 


"Secara keseluruhan melihat ada alasan cukup untuk sampai di titik TSM. Secara keseluruhan ada alasan, ada fakta, yang cukup meyakinkan untuk disimpulkan adanya tindakan kekeliruan ini bersifat ter'organisir dan cukup besar sebaran areanya. Sehingga bisa di kualifikasi sebagai masif, itu keyakinan saya," terang Pakar Hukum Tata Negara itu. 


Dirinya menjelaskan bahwa, kesemuanya adalah hasil penalaran atas fakta yang diterimanya. "Dan karena itu saya mau terima perkara ini," jelasnya. 


Sebelumnya, kata Margarito, ia pernah diminta untuk menangani kasus sengketa pilkada Kota Ternate, namun dirinya menolak. 


"Kalau saya tidak yakin anda mau kasi saya berlian satu kapal juga saya nggak mau, sama dengan saya tidak yakin kasus Ternate itu, karena itu saya nggak mau, karena data yang tersaji ke saya itu tidak memberikan keyakinan kepada saya bahwa saya mampu mengubah keadaan karena itu saya tolak," tegasnya. (*)

×
NewsKPK.com Update