Notification

×

Iklan

Iklan

Dengan Alasan Tidak Jelas Puluhan Buruh Lokal Terpaksa Dirumahkan

Rabu | 7/08/2020 WIB Last Updated 2020-07-08T02:53:25Z

Tanah Laut.Puluhan tenaga buruh yang dirumahkan tersebut berasal dari Desa Panggung, Ambungan dan dari Pulang Pisau Kalimantan Tengah yang tengah mengerjakan proyek pembangunan Gedung Teknik Informatika dan Laboratorium Politeknik Negeri Tanah Laut di Jalan A Yani Km 6 Desa Panggung Pelaihari Kabupaten Tanah Laut.

Sehari sebelumnya, Senin ( 6/7/2020 ), para buruh tersebut sempat melakukan aksi protes kepada pihak kontraktor, mereka meminta penjelasan mengapa secara tiba-tiba mereka dirumahkan tanpa ada pemberitahuan dan penjelasan sebelumnya.

Saat ditemui, puluhan karyawan yang berasal dari Pulang Pisau tengah berada didalam mobil dan bersiap kembali ke kampung halamannya.

Ayip salah seorang buruh menuturkan tidak mendapatkan jawaban yang jelas dari pihak kontraktor tentang mengapa mereka dirumahkan, padahal menurut perjanjian awal mereka diminta bekerja hingga pembangunan selesai, namun tiba - tiba mereka dirumahkan setelah datang tenaga buruh baru dari Karawang.
Mereka sendiri mulai bekerja sejak awal pembangunan yakni sebelum lebaran.
Dari bangku belakang, rekan Ayip menimpali " setelah pekerjaan yang berat selesai, kami tiba - tiba di pulangkan, pekerja yang baru datang tinggal ngerjakan yang enak - enaknya saja " jelasnya.
Saat ditanya mengenai peralatan keselamatan saat bekerja, dirinya mengatakan sangat minim, hanya sebagian saja yang mendapatkan perlengkapan tersebut.

Salah seorang pekerja lokal yang dirumahkan menambahkan, pasca terjadi aksi demo kemarin, pihak kontraktor mengatakan akan memanggil kembali para pekerja lokal apabila memang diperlukan, tanpa menjelaskan waktunya, selain itu pihak kontraktor juga menginginkan para pekerja mengikuti aturannya terkait upah pembayaran yang mengacu pada upah minimum di daerah Jawa, saat ini upah tukang sebesar 120 ribu dan upah buruh 100 ribu, sementara upah minimum daerah Jawa dan Kalimantan jelas berbeda, demikian juga dengan biaya hidup.
" Itu sama saja menyuruh kami berhenti tanpa mereka yang memberhentikan " ungkapnya.

Suwignyo, mandor yang membawahi 55 orang pekerja dari Pulang Pisau dan pekerja lokal yang turut dirumahkan mengatakan, dirinya sempat bertanya mengapa dirinya dan pekerja yang lain dirumahkan, namun pihak kontraktor tidak memberikan penjelasan, meski kecewa dirinya hanya bisa pasrah menerima kenyataan tersebut, saat ini dirinya bertahan di tempat tersebut karena masih memiliki tanggung jawab kepada pemilik kantin terkait bon para buruh yang mencapai angka 35 juta.
" Saya masih menunggu penyelesaian pembayaran dari pihak kontraktor untuk bayar bon kantin, katanya hari ini mau di selesaikan " tuturnya.

Eko, selaku Admin PT. Rancang Bangun Mandiri yang mengerjakan proyek pembangunan Gedung Teknik Informatika dan Laboratorium Politeknik Negeri Tanah Laut menjelaskan, puluhan karyawan tersebut dirumahkan karena terkait masalah pembayaran upah yang menurutnya bisa mengakibatkan pihaknya merugi, jadi yang memutuskan mereka mau bekerja atau tidak adalah mereka sendiri.
Mengenai permasalahan lain juga sebenarnya sudah disampaikan, namun mungkin terjadi mis komunikasi.

Terkait perjanjian pekerjaan yang dirinya mengakui memang ada, bahwa mereka akan bekerja hingga proyek selesai, namun perjanjian tersebut tidak tertuang didalam kontrak, hanya sebatas perjanjian oleh kedua belah pihak.

Untuk masalah perlengkapan keamanan saat bekerja dirinya mengatakan sudah dilengkapi, namun tidak semua pekerja mendapatkannya.
" Seharusnya yang belum mendapatkan perlengkapan keamanan segera melapor kepada kami " jelasnya.

Saat ditanya mengenai tidak adanya keberadaan plang Pagu yang menampilkan jumlah anggaran proyek tersebut, dirinya mengatakan bahwa sudah memasang tiga buah plang, namun yang menyatakan berapa jumlah anggaran memang tidak terpasang karena ada kesalahan pada bagian print.
" Anggarannya 32 Milyar untuk gedung 3 lantai " ucapnya.

Pekerja yang baru datang dari Karawang berjumlah 13 orang, mereka sudah dilengkapi dengan dokumen yang diperlukan dan sudah dilaporkan kepada petugas setempat.
" Saat ini mereka menjalani karantina di suatu tempat di Desa Panggung " jelasnya.
Terkait pekerja lokal, pihaknya sudah menyuruh stafnya mendata dan akan memanggil mereka apabila memang diperlukan.

Pembangunan Gedung Teknik Informatika dan Laboratorium Politeknik Negeri Tanaha Laut dikerjakan mulai tanggal 24 April 2020 dan akan selesai tanggal 4 Desember 2020.
Pengerjaan yang baru pada tahap pondasi tersebut saat ini dihentikan untuk sementara.(TH)
×
NewsKPK.com Update