Notification

×

Iklan

Iklan

Aneh !! penderita Gizi Buruk Tinggi di Rote MT tak di salurkan hingga Rusak

Rabu | 2/26/2020 WIB Last Updated 2020-02-26T05:16:52Z
Foto Makanan Tambahan (MT)yang telah dalam kondisi rusak

ROTE NDAO - PENCEGAHAN stunting menjadi agenda besar pemerintah di bidang kesehatan, terlebih setelah Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada seluruh Gubernur,Walikota,maupun Bupati namun anehnya justru di kabupaten Rote Ndao Kecamatan Rote Timur agenda tersebut hanya sekedar isapan jempol belaka sebab Makanan Tambahan (MT) yang seharusnya di salurkan kepada para penderita gizi buruk justru diendapkan di Kantor Puskesmas lama hingga rusak padahal justru angka stunting di wilayah kecamatan Rote Timur yang paling tinggi

Terkait persoalan tersebut Kepala Puskesmas Eahun Kecamatan Rote Timur,Kabupaten Rote Ndao,Welhelmus F. L. Henukh ketika di konfirmasi wartawan beberapa waktu lalu guna mempertanyakan ketersedian Makanan Tambahan(MT ) yang masih di endapkan di Puskesmas mengatakan bahwa memang benar ada sisa Makanan Tambahan (MT)dari Provinsi namun itu sisa setelah pembagian untuk Tahun 2018 ,namun apabila akan di bagikan lagi maka pihaknya akan berkoordinasi kembali dengan pihak Provinsi ungkapnya.

Di katakanya untuk Kecamatan Rote Timur sendiri ada 91 orang penderita Gizi Buruk per tahun 2019,dan perlu di ketahui bahwa lebel pada kemasan makanan Tambahan(MT)tertera tahun 2018 namun kami baru menerima di gudang pada akhir tahun 2018 lalu untuk stok pembagian tahun 2019,bahkan stok 2018 yang baru saja di bagikan beberapa hari lalu di pertengahan bulan februari 2020 sudah hampir memasuki masa kadaluarsa

Ketika di singung berapa jumlah ibu hamil kekurangan gizi ?kembali dikatakan Kepala Puskesmas bahwa kalau soal jumlah ibu hamil penderita gizi buruk dirinya belum mempunyai data ujar dia.

Wilhelmus Henuk juga menjelaskan bahwa pihaknya kewalahan dengan pendistribusian makanan Tambahan(MT)karena stok tahun 2018 belum tuntas di bagi namun dari Pihak Provinsi mengirim lagi satu Truk Fuso untuk di bagikan akibatnya menumpuk hingga tahun 2020 baru di distribusikan ungkapnya.

Sementara itu hasil investigasi wartawan Tingkat prevalensi stunting khusus kecamatan rote timur sangat besar (Riskesdas 2018) hingga 2020 terus meningkat hal tersebut menunjukkan perlunya lebih banyak upaya efektif yang dilakukan guna menanggulangi masalah tersebut.

Sehinga untuk mencegah stunting, diperlukan pemantauan status gizi yang benar, tata laksana rujukan berjenjang hingga intervensi gizi namun hal ini justru sepertinya tidak masuk dalam pantauan attention Kepala puskesmas Eahun

pasalnya terbukti meskipun tahun demi tahun angka gizi buruk meningkat khusus di kecamatan Rote Timur namun stok makanan Tambahan(MT)justru tidak didistribusikan menumpuk hingga rusak di gudang puskesmas lama.

Padahal Kementerian Kesehatan telah mensahkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 29 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Masalah Gizi pada Anak Akibat Penyakit.

Permenkes ini mengatur mengenai Pangan Olahan untuk Kondisi Medis Khusus (PKMK) yang diprioritaskan untuk anak dengan resiko tinggi gagal tumbuh seperi gizi kurang, gizi buruk, prematur, alergi, hingga kelainan metabolik lainnya untuk mencegah stutning.

"Peraturan ini adalah upaya terobosan pencegahan stunting, dan membutuhkan pembahasan lebih lanjut mengenai sasaran dan pembiayaan untuk mendorong implementasi(AL)
×
NewsKPK.com Update