Notification

×

Iklan

Iklan

PT. Telkom Siantar,Diduga Ada Pembohongan Publik

Jumat | 12/06/2019 WIB Last Updated 2019-12-06T13:26:34Z
Siantar Sumut - Polemik terkait hilangnya keberadaam Masjid Al-Jihad yang ada di dalam komplek PT. Telkom Jalan Wr. Supratman no. 11 Pematangsiantar belum juga berakhir.

Pihak PT. Telkom suda melakukan pertemuam dengan MUI, Kemenag, KNPI, DMI, perwakilan ormas Islam, organisasi kepemudaan Islam Pematangsiantar dan telah disepakati bahwa Masjid Al-Jihad yang dirobohkan tersebut akan dibangun kembali oleh pihak PT.Telkom.

Namun polemik kembali terjadi setelah munculnya plank Masjid di komplek PT. Telkom dan pembahasan sedikit panas pasalnya PT. Telkom dianggap melakukan pembohongan,seakan keberadaan Masjid tidak pernah hilang dari komplek PT. Telkom.

Seperti dijelaskan Efendi Siregar tokoh Masyarakat Pematangsiantar 06/12,dirinya mendesak PT. Telkom untuk segera menurunkan plank Masjid Al-Jihad di komplek PT. Telkom.

"Kami telah meminta agar plank tersebut segera diturunkan dan oleh pihak PT. Telkom itu udah disetujui,namun kenyataannya sampai hari ini plank tersebut masih ada.

"Untuk itu kami meminta dan mendesak agar PT. Telkom segera menurunkan plank tersebut,hal itu telah disepakati dalam pertemuan,PT. Telkom sebagai perusahaan yang besar janganlah tidak komitmen pada kesepakatan.

Efendi yang pernah menjadi anggota DPRD Pematangsiantar juga menyatakan,plank Masjid yang dipasang di PT.Telkom adalah pembohongan,sebab mendirikan Masjid melalui banyak tahapan dan tidak hanya sekedar mendirikan plank kemudian menyatakan di lokasi tersebut ada masjid.

"PT. Telkom melakukan pembohongan,agar seakan-seakan ada Masjid Al-Jihad di dalam komplek PT. Telkom padahal tidak ada,secara hukum agama dan hukum Negara menyatakan bahwa status Masjid dan Mushallah itu berbeda,dalam proses pembangunannya saja harus melalui beberapa tahapan dan itu tidak sesederhana hanya dengan mendirikan plank kemudian itu dianggap sebuah masjid," jelasnya.

"Segeralah PT. Telkom untuk membangun masjid itu kembali karena itu juga hasil yang telah disepakati,Pematangsiantar ini terkenal sebagai kota yang toleran, janganlah kemudian citra ini tercoreng disebabkan polemik ini," tutupnya.

Terpisah Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Siantar, Natsir Armaya Siregar mengungkapkan, pihaknya telah mengirimkan surat agar dikembalikannya fungsi Masjid Al-Jihad.

“Kemarin itu Masjid bukan Musholah,kami tetap meminta Masjid didirikan sendirian seperti Masjid pada umumnya,” sebutnya,hadir pada pertemuan yang lalu Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Siantar, Faidil Siregar, Ketua GPII, Wahyudi serta pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) Siantar.


Sampai berita ini disampaikan Binsar Uli Johner Silalahi selaku General Manajer Witel Pematangsiantar belum memberikan keterangan,panggilan telepon seluler yang ditujukan padanya tidak di terima.(R-Tim).
×
NewsKPK.com Update