SAKETA - Iham Ngawaro (25), salah satu korban gempa Halmahera Selatan, tepatnya di desa Kuwo, kecamatan Gane Timur Selatan, diterbangkan ke Labuha untuk mendapati perawatan lebih lanjut.
Informasi yang di himpun, pasca bencana 14 Juli 2019 lalu, Iham Ngawaro seorang ibu rumah tangga tertimpa runtuhan bangunan, sehingga menyebabkan Iham mengalami patah tulang belakang, kemudian pada Hari Minggu (21/7) siang, lapangan desa Kuwo tak seperti biasanya. Ratusan warga memenuhi sisi lapangan. Di tengah lapangan, tampak sebuah helikopter milik BNPB tengah terparkir. untuk mengevakuasinya ke RSUD Bacan, yang sudah seminggu tidak dapat perwatan medis pasca bencana.
Yustianus Tawale, Kepala Desa Kuwo mengatakan, Iham dievakuasi setelah mengalami cedera yang cukup parah di bagian tulang belakang. Iham tertimpa reruntuhan rumahnya setelah gempa bermagnitudo 7,2 mengguncang Halmahera Selatan, Minggu (14/7) lalu. " Saat kejadian, Iham tengah berada di dalam kamarnya. Dari pantauan cermat ke rumah korban, tampak batu bata yang berserakkan. Kerusakan terparah tepat di kamar korban. Setelah kejadian korban langsung dibawa ke rumah saudaranya, untuk rawat dengan peralatan seadanya, dengan menggunakan obat-obatan tradisional, " katanya.
Lanjut dia, dirinya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Posko Utama di saketa agar secepatnya melakukan evakuasi, korban ke RSUD Bacan, dikarenakan selama 1 minggu lalu korban hanya di obati dengan obat tradisional. "Saya kemudian lapor ke Pak Wadanyon, dan langsung dikirim helikopter ke sini untuk membawa korban ke Labuha," jelasnya.
Menurur dia, tim medis yang di turunkan menggunakan helikopter untuk evakuasi korban, masing -masing bernama Rahmat Yahya tim medikal rescue dari PT Antam dan Kopda Junaidi Medis TNI, yang mengantarkan korba Iham diduga mengalami patah tulang belakang, dan langsung dibawa ke RSUD Labuha. " Kuwo adalah salah satu desa terdampak gempa. Sampai saat ini, sebagian besar masyarakatnya masih memilih mengungsi di lapangan desa. ucapnya
Sebelumnya, kata dia, seorang warga Kuwo bernama Leonora Kastela (63) meninggal dunia di lokasi pengungsian. "Beliau panik dan mengalami serangan jantung. Meninggal dunia setibanya di lokasi pengungsian, akibat gempa, desa tersebut mengalami sejumlah kerusakan, yakni 12 rumah rusak berat dan 64 rusak ringan.
Terpisah, Tim Medikal Rescue PT Antam bernama Rahmat Yahya dan Kopda Junaidi mengatakan penanganan secara fisik besar kemungkinan adanya cedera patah tulang belakang, yang tertimpah runtuhan bangunan, di Desa Kuwo, kemudian di evakuasi ke RSUD Bacan menggunakan Helikopter BNPB.
setalah di tangani korban atau yang mengwakili dari keluarga bawa sejak Minggu 14 Juli 2019 lalu, pasca gempa bumi 7,2 SR korban dinyatakan tertimpah rentuhan bangunan namun sampai pada Minggu 21 Juli 2019 tidak ada pertolongan pertama yang melakukan tindakan terhadap korban, dan kami baru terima kabar dari Kades Kuwo, " korban selama 7 hari tidak dapat perawatan medis, dan setelah kami terima laporan dari kades dan kami langsung menjemput korban untuk di evakuasi rumah sakit bacan, "jelasnya. (savi)
Informasi yang di himpun, pasca bencana 14 Juli 2019 lalu, Iham Ngawaro seorang ibu rumah tangga tertimpa runtuhan bangunan, sehingga menyebabkan Iham mengalami patah tulang belakang, kemudian pada Hari Minggu (21/7) siang, lapangan desa Kuwo tak seperti biasanya. Ratusan warga memenuhi sisi lapangan. Di tengah lapangan, tampak sebuah helikopter milik BNPB tengah terparkir. untuk mengevakuasinya ke RSUD Bacan, yang sudah seminggu tidak dapat perwatan medis pasca bencana.
Yustianus Tawale, Kepala Desa Kuwo mengatakan, Iham dievakuasi setelah mengalami cedera yang cukup parah di bagian tulang belakang. Iham tertimpa reruntuhan rumahnya setelah gempa bermagnitudo 7,2 mengguncang Halmahera Selatan, Minggu (14/7) lalu. " Saat kejadian, Iham tengah berada di dalam kamarnya. Dari pantauan cermat ke rumah korban, tampak batu bata yang berserakkan. Kerusakan terparah tepat di kamar korban. Setelah kejadian korban langsung dibawa ke rumah saudaranya, untuk rawat dengan peralatan seadanya, dengan menggunakan obat-obatan tradisional, " katanya.
Lanjut dia, dirinya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Posko Utama di saketa agar secepatnya melakukan evakuasi, korban ke RSUD Bacan, dikarenakan selama 1 minggu lalu korban hanya di obati dengan obat tradisional. "Saya kemudian lapor ke Pak Wadanyon, dan langsung dikirim helikopter ke sini untuk membawa korban ke Labuha," jelasnya.
Menurur dia, tim medis yang di turunkan menggunakan helikopter untuk evakuasi korban, masing -masing bernama Rahmat Yahya tim medikal rescue dari PT Antam dan Kopda Junaidi Medis TNI, yang mengantarkan korba Iham diduga mengalami patah tulang belakang, dan langsung dibawa ke RSUD Labuha. " Kuwo adalah salah satu desa terdampak gempa. Sampai saat ini, sebagian besar masyarakatnya masih memilih mengungsi di lapangan desa. ucapnya
Sebelumnya, kata dia, seorang warga Kuwo bernama Leonora Kastela (63) meninggal dunia di lokasi pengungsian. "Beliau panik dan mengalami serangan jantung. Meninggal dunia setibanya di lokasi pengungsian, akibat gempa, desa tersebut mengalami sejumlah kerusakan, yakni 12 rumah rusak berat dan 64 rusak ringan.
Terpisah, Tim Medikal Rescue PT Antam bernama Rahmat Yahya dan Kopda Junaidi mengatakan penanganan secara fisik besar kemungkinan adanya cedera patah tulang belakang, yang tertimpah runtuhan bangunan, di Desa Kuwo, kemudian di evakuasi ke RSUD Bacan menggunakan Helikopter BNPB.
setalah di tangani korban atau yang mengwakili dari keluarga bawa sejak Minggu 14 Juli 2019 lalu, pasca gempa bumi 7,2 SR korban dinyatakan tertimpah rentuhan bangunan namun sampai pada Minggu 21 Juli 2019 tidak ada pertolongan pertama yang melakukan tindakan terhadap korban, dan kami baru terima kabar dari Kades Kuwo, " korban selama 7 hari tidak dapat perawatan medis, dan setelah kami terima laporan dari kades dan kami langsung menjemput korban untuk di evakuasi rumah sakit bacan, "jelasnya. (savi)