Notification

×

Iklan

Iklan

Diduga Akibat Beda Pilihan Saat Pilkada, Sony Lisnadi atau Usnadi Bongkar Tak Mendapat Bantuan Lagi

Sabtu | 7/06/2019 WIB Last Updated 2019-07-06T11:03:38Z

Simalungun-Sumut. Merasa sudah tidak mendapatkan haknya atas bantuan pemerintah, seorang pria, Sony Lisnadi pria kelahiran Maligas Tongah Kabupaten Simalungun, dan berdarah Madura ini menceritakan keluhannya kepada reporter Newskpk.com, Sabtu (8/07/2019) sekira pukul 14:30 WIB.

Sony mengungkapkan kekecewaannya atas perlakuan oknum Kepala Desa/Pangulu Nagori Maligas Tongah, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Pasalnya, Sony merasa ada ketidak adilan yang di perlihatkan Kades/Pangulu dan memandang sebelah mata pada salah seorang dirinya yang sebenarnya layak mendapat bantuan dari pemerintah, tapi ternyata saat ini tidak mendapatnya lagi.

Pria separu baya dengan kondisis fisik cacat permanen, dikarenakan kaki sebelah kanannya terpaksa harus diamputasi karena menjadi korban lakalantas belasan tahun silam, di Jawa tongah Kecamatan Hatunduhan, Kabupaten Simalungun.

Selain dugaan kebobrokannya oknum Kepala Desa maligas Tongah  yang disinyalair tidak memberikan hak-hak warganya yang seharusnya mendapatkan sejumlah bantuan dari pemerintah. Tidak hanya itu dirinya yang mengalami cacat ini pun tinggal di rumah milik orang tuannya alias numpang.

Dengan lima orang anak yang juga masih kecil-kecil, dirinya harus berjuang demi menafkahi keluarganya dengan kerja serabutan. Sangat di sayangkan, peristiwa ini diduga di karena saat Sony Lisnandi berbeda dukungan pada saat  Pilkada serentak beberapa bulan lalu  itu.

Al hasil semua bantuan yang semestinya diterima Sony Lisnandi kini hilang. Padahal sebelumnya bantuan tersebut sudah diterimanya, bahkan menurut pengakuan  sony lagi dirinya pun memiliki Kartu Perlindungan Sosial dan Kartu Keluarga Sejahtera. Bahkan dirinya pun telah menerima surat keteranangan Tidak Mampuh yang diterbitkan pada tgl 18 Maret 2019 yang ditanda tangani Pangulu Nagori Maligas Tongah Wardiono Ssy.

Akan tetapi kesemuaan Surat nya itu nampaknya tak berarti apa - apa hingga Sony pun mencerikan kepada reporter ini sebagai upaya memperjuangkan hak yang sudah di dapat selama ini.

Selain Sony beberapa warga lain yang juga layak mendapat bantuan diantara Nenek Kamen, (80) seoeang nenek yang hidup sendiri, dan Kakek Tasrif (70) mengaku mengalami nasib yang sama yakni tidak dipedulikan oleh pemerintah Nagori Setempat sehingga tidak mendapatkan berbagai bantuan dari program pemerintah.

"Tak heran jika yang mandapat bantuan dari pemerintah malah sejumlah warga yang dipandang tidak layak menerima justru  mendapat berbagai program bantuan", ungkapnya.

Sementara Saat awak media mencoba untuk mengkonfirmasi Kepala Desa Nagori Maligas Tongah melalui saluran telpon genggamnya, Wardiono tidak mau menerima panggilan walau nada panggil hpnya  aktif. Pesan melalui SMS pun tak kunjung dibalasnya. (Dani)
×
NewsKPK.com Update