Simalungun-Sumut, sekira pukul 17: 30 WIB. Kamis (30/05/2019) Nagori Bongguron Karyahan Dusun karyahan Usang Kecamatan Raya Kabupatrn Simalungun. Sejumlah warga setempat masih berupaya untuk dapat Evakuasi Oprator Escapator Zoin Paribo Siregar (31) warga Sipirok yang dinyatakan Tewas dalam insiden Longsor diwilayah Nagori Bonguguron Karyahan Minggu pagi (26/05)
Saat Alat Berat Escavator yang dikemudikan terbalik-balik dan terseret sejauh 100 meter lalu terjun kejurang dan nyebur dialiran air bah Karei minggu Pagi (26/05)
Sudah lima hari , perisriwa itu berlalu akan tetapi upaya Evakuasi dihari kelima itu begitu dramatis dilakukan sejumlah warga setempat yang masih antusias melakukan pencarian.
Sementara dua kendaraat alat berat dengan bersusah paya menarik posisi Escapator yang terendam didalam Sungai Bah Karei agar memudahkan para warga yang berusaha untuk menemukan dan mengevakuasinya.
Saat awak media ini mencoba meminta ketarangan dari warga setempat yang berada di lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) terkait tidak nampaknya para petugas Basarnas yang ikut dalam pencarian korban dimaksud.
Salah seorang warga setempat bermarga Saragih mengatakan bahwa Tim Basarnas yang datang ke Lokasi TKP sebanyak 6 Orang hanya melakukan tugasnya dengan mengukur kedalaman air sungai saja. Yakni dengan menjolokan sebatang bambu kayu lalu menyimpulkan bahwa sungai Bah Karei dalam ucapnya Saragih menirukan ucapan dari petugas Basarnas.
Sedangkan salah seorang warga bernama Wowo Sitopu yang mendengar penjelasan salah seorang Perugas Basarnas itu, tanpa pikir panjang lagi kemudian melucuti pakaian yang dikenangkan lalu turun menggunakan tambang dan mencoba menyelam dan berupaya meraba jasad korban yang terjepit dioleh Kabin Escapator yang penyot itu.
Namun karena jasad korban terjepit sehingga susah untuk ditarik sehingga Wowo pun kembali naik kepermukaan air dan menimpali kalimat petugas basarna tersebut " Tak lah pak tak dalam hannya sebatas dadaku pun " ujarnya sembari menyelam kembali dan menggegam pasir lalu menujukan pada para petugas basarnas.
Mungkin mereka tersinggung entah malu kali atas ucapan Wowo Sitepu sehingga ke esokan harinya Tim Basarnas pun akhir kembali pulang ke Pos Jaga Parapat dan hanya 2 hari saja mereka di TKP ucap Warga. Cuaca pun kembali turun hujan dan upaya pencarian nampaknya akan segera dihentikan kembali mengingat baru akan dilakukan esok hari.
Tiba- tiba beberapa warga yang masih berada di lokasi jatuhnya Escavator dan sedang berjalan berniat untuk pulang Tiba Salah seorang pemuda bernama Seven Damanik Jeniasir Saragih (30) matanya melirik kesungai dan melihat telapak Kaki korban ngambang di air sungai.
Disinyalir korban terlepas dari hempitan dari kabin alat berat saat dua Escavator melakukan penarikan dengan bantuan tabang kawat selik escavator pun bergerak dan mayat pun terlepas dari hepitannya.
Sontak berteriak itu dia... itu dia ujar Damanik. Warga pun kembali berhemburan akan tetapi penemuan korban sudah bergeser lebih kurang 200 meter dari lokasi sebelumnya. Selesai sudah upaya warga bersama para pekerja dilokasi PLTA yang dikerjakan oleh PT Sinno Hidro. (Dani)
Saat Alat Berat Escavator yang dikemudikan terbalik-balik dan terseret sejauh 100 meter lalu terjun kejurang dan nyebur dialiran air bah Karei minggu Pagi (26/05)
Sudah lima hari , perisriwa itu berlalu akan tetapi upaya Evakuasi dihari kelima itu begitu dramatis dilakukan sejumlah warga setempat yang masih antusias melakukan pencarian.
Sementara dua kendaraat alat berat dengan bersusah paya menarik posisi Escapator yang terendam didalam Sungai Bah Karei agar memudahkan para warga yang berusaha untuk menemukan dan mengevakuasinya.
Saat awak media ini mencoba meminta ketarangan dari warga setempat yang berada di lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) terkait tidak nampaknya para petugas Basarnas yang ikut dalam pencarian korban dimaksud.
Salah seorang warga setempat bermarga Saragih mengatakan bahwa Tim Basarnas yang datang ke Lokasi TKP sebanyak 6 Orang hanya melakukan tugasnya dengan mengukur kedalaman air sungai saja. Yakni dengan menjolokan sebatang bambu kayu lalu menyimpulkan bahwa sungai Bah Karei dalam ucapnya Saragih menirukan ucapan dari petugas Basarnas.
Sedangkan salah seorang warga bernama Wowo Sitopu yang mendengar penjelasan salah seorang Perugas Basarnas itu, tanpa pikir panjang lagi kemudian melucuti pakaian yang dikenangkan lalu turun menggunakan tambang dan mencoba menyelam dan berupaya meraba jasad korban yang terjepit dioleh Kabin Escapator yang penyot itu.
Namun karena jasad korban terjepit sehingga susah untuk ditarik sehingga Wowo pun kembali naik kepermukaan air dan menimpali kalimat petugas basarna tersebut " Tak lah pak tak dalam hannya sebatas dadaku pun " ujarnya sembari menyelam kembali dan menggegam pasir lalu menujukan pada para petugas basarnas.
Mungkin mereka tersinggung entah malu kali atas ucapan Wowo Sitepu sehingga ke esokan harinya Tim Basarnas pun akhir kembali pulang ke Pos Jaga Parapat dan hanya 2 hari saja mereka di TKP ucap Warga. Cuaca pun kembali turun hujan dan upaya pencarian nampaknya akan segera dihentikan kembali mengingat baru akan dilakukan esok hari.
Tiba- tiba beberapa warga yang masih berada di lokasi jatuhnya Escavator dan sedang berjalan berniat untuk pulang Tiba Salah seorang pemuda bernama Seven Damanik Jeniasir Saragih (30) matanya melirik kesungai dan melihat telapak Kaki korban ngambang di air sungai.
Disinyalir korban terlepas dari hempitan dari kabin alat berat saat dua Escavator melakukan penarikan dengan bantuan tabang kawat selik escavator pun bergerak dan mayat pun terlepas dari hepitannya.
Sontak berteriak itu dia... itu dia ujar Damanik. Warga pun kembali berhemburan akan tetapi penemuan korban sudah bergeser lebih kurang 200 meter dari lokasi sebelumnya. Selesai sudah upaya warga bersama para pekerja dilokasi PLTA yang dikerjakan oleh PT Sinno Hidro. (Dani)