ROTE NDAO - Genderang yang ditabuh berderet-deret dari atas tribun disusul dengan pekikan Sampe Dopi Kepo yang dilantunkan secara serempak oleh para suporter Perseftim Flores Timur menjelma efoni, dan seketika bergema di seisi Stadion Christian Nehemia Dillak, saat sinar matahari masih teramat menyengat, pada Kamis 24 Agustus 2023 siang itu
Seolah tak peduli seberapa jahanamnya terik matahari yang membakar kulit. Pun debu-debu brengsek yang ditiup semilir angin, tak menyulutkan sehasta pun tekad dan semangat mereka untuk tetap teguh berdiri menyokong para pemain Laskar Lewotanah julukan Perseftim Flores Timur yang sedang 'bertempur' dengan tim PSK Kabupaten Kupang demi nama besar tim, demi Lewotanah dan demi mengharumkan nama Flores Timur ke seantero penjuru dunia.
"Engko te sendiri Perseftim. Perseftim sampe mati," ucap seorang supporter dengan lantang disusul pekikan Sampe Dopi Kepo. Sampe Dopi Kepo.
Sampe Dopi Kepo dalam konteks Historis
Sampe Dopi Kepo merupakan istilah dalam Bahasa Lamaholot. Lamaholot merupakan salah satu etnik dan budaya yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Masyarakat yang termasuk dalam rumpun budaya Lamaholot meliputi lima daratan yakni Larantuka (Flores Timur daratan/wilayah paling timur dari Pulau Flores), Pulau Adonara, Pulau Solor, dan Pulau Lembata, dan Alor Pantar
Secara etimologi istilah Sampe Dopi Kepo terdiri atas tiga suku kata, yakni Sampe yang berarti sampai, Dopi berarti tameng atau perisai. Sementara, Kepo hilang atau lenyap.
Dengan demikian, Sampe Dopi Kepo dalam arti harafiah berarti Sampai Perisai Hancur.
Dalam konteks historis kalimat Sampe Dopi Kepo biasanya merupakan slogan yang digunakan nenek moyang orang Lamaholot saat berada di medan perang.
Kala itu, saat berada di lokasi peperangan nenek moyang dahulu membawa dopi ( tameng atau perisai) yang digenggamnya secara erat di tangan kiri, sementara tangan kanannya menggenggam sebilah parang atau tombak. Di sana, mereka akan berperang bahkan mempertaruhkan nyawanya sampai titik darah penghabisan demi kehormatan harga diri mereka, demi tanah, dan suku atau marga.
Inkulturasi Sampe Dopi Kepo Dalam Konteks Sepak Bola
Istilah Sampe Dopi Kepo dalam konteks modern bukan lagi dipahami sebagai pertempuran fisik dengan menggunakan senjata tajam yang mengakibatkan adanya korban jiwa. Melainkan, kemampuan skill, taktik, strategi dan kerja sama tim dalam mengolah si kulit kulit bundar untuk merengkuh kemenangan dengan menjunjung tinggi sportivitas dan fair play demi mendapatkan kehormatan, demi nama baik Lewotanah dan mengharumkan nama baik Kabupaten Flores di NTT serta ke seluruh penjuru dunia.
Untuk mencapai tujuan mulia itu diperlukan adanya perjuangan kolektif, dan kebersamaan yang melibatkan semua orang yang lahir dari rahim Kabupaten Flores Timur untuk mendukung tim kesayangan Perseftim Flores Timur untuk meraih prestasi.
"Sebuah keberhasilan butuh kebersamaan; itu Dopi ( perisai atau tameng) sebuah kekuatan besar di mana semua supporter yang ada di Lewotanah berkumpul menjadi satu," ungkap Manager Perseftim Flores Timur Andi Tuah Saleh Kasim kepada wartawan , Kamis 24 Agustus 2023 malam.
Melalui dukungan dari para supporter yang berada di tanah Rote Ndao maupun di Lewotanah Flores Timur, bebernya, kiranya dapat membakar semangat para pemain Perseftim Flores Timur yang tengah merumput di lapangan sepak bola untuk merengkuh kemenangan.
"Sehingga apapun yang terjadi dia ( para pemain sepak bola,red) gunakan kekuatan. Apapun yang terjadi dia gunakan untuk mempertahankan harga diri walaupun tenaga habis di lapangan," ucapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, istilah Sampe Dopi Kepo tidak akan pernah luntur walaupun kemungkinan terburuk di dalam sebuah pertandingan sepak bola adalah menelan kekalahan. Sebab, kekalahan adalah suatu hal yang normal dan alamiah.
"Apapun hasilnya entah menang atau kalah itu hal yang kedua. Intinya kita berjuang duiu," sebut Andi sapaan Andi Tuah Saleh Kasim.
Sampe Dopi Kepo dan Mentalitas Juara Perseftim Flores Timur
Oleh karena itu, maka alangkah baiknya saya mengajak kita semua untuk sedikit jauh ke belakang di era tahun 1970-an, di mana waktu itu El Tari Memorial Cup (ETMC) masih menggunakan format lama, yaitu El Tari Cup (ETC).
El Tari Cup edisi perdana sejatinya pertama kali digelar di tahun 1968 (bukan 1969 seperti yang diberitakan). Ketika itu, Perseftim Flores Timur berhasil keluar sebagai juara untuk pertama kalinya.
El Tari Cup edisi perdana sejatinya pertama kali digelar di tahun 1968 (bukan 1969 seperti yang diberitakan). Ketika itu, Perseftim Flores Timur berhasil keluar sebagai juara untuk pertama kalinya.
Atas pencapaian tersebut, maka Perseftim didaulat sebagai Tim Kabupaten Pertama dari daratan Flores yang berhak mewakili NTT mengikuti seleksi di Jember, Jawa Timur, tahun 1969 (setara seleksi liga 2 Indonesia sekarang).
Dua tahun berselang, tahun 1970, ETC edisi ke-II kembali digelar, dan Flores Timur dipercayakan sebagai tuan rumah. Masih dengan barisan skuad yang tidak jauh berbeda, seperti Stanislaus Kopong Kia, Sinyo Temaluru, Lamber Loli, Rauf, Ola Baga, Kwegeng, Nama Paji, Bua Tokan, dan Nuen Bahi. Para pemuda laskar Lamaholot ini berjibaku demi mempertahankan trophy ETC.
Sayangnya, Perseftim harus mengakui keunggulan lawannya. PSN Ngada berhasil keluar sebagai juara. Tahun 1972, ETC digelar di Bajawa, dan Perseftim lagi-lagi harus puas menempati posisi ke-3 setelah terhenti di semifinal.
Juaranya, ketika itu adalah PSK Kupang.
Tahun 1974, ETC diselenggarakan di Maumere, dan pada momen inilah seorang pemuda kota Larantuka yang kala itu masih berusia 23 tahun dan baru saja kembali dari pendidikannya di STO (Sekolah Tinggi Olahraga) Surabaya, di bawah panji Perseftim berhasil ikut menghantar Perseftim sebagai Juara ETC ke-2 kalinya.
Tak cuma mengantar Perseftim menjadi juara. Dia juga menggemparkan jagat sepakbola NTT dengan membukukan namanya sebagai pencetak gol terbanyak, sebanyak 16 gol. Prestasi top skore yang sampai sekarang belum terpecahkan sejak tahun 1974 itu.
Pemuda itu adalah Cor Monteiro (almarhum). Sepupu kandung dari legenda sepakbola Indonesia, Sinyo Aliandoe, ini, didaulat oleh panitia El Tari Cup, 1974, sebagai Top Score/Goal Getter terbaik NTT. Capaiannya itu bahkan hingga kini belum ada satu pemain pun yang berhasil memecahkan rekornya, mencetak 16 gol dalam satu turnamen ETC/ETMC.
Setelah berhasil menjuarai ETC 1974 di Maumere, maka di tahun berikutnya 1975, Perseftim kembali dipercayakan mewakili NTT mengikuti seleksi 8 besar juara provinsi se-Indonesia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Jika lolos, maka akan berhak mengikuti Liga Utama Indonesia kala itu.
Namun apes bagi Perseftim karena harus tergabung dalam Grup Neraka bersama Persebaya, Persema Malang dan Persiba Banjarmasin. Klub-klub itu mayoritas pemainnya kala itu adalah pemain-pemarin profesional jebolan PSSI. Tentu saja, skill dan jam terbang mereka jauh di atas pemain Perseftim Flores Timur. Akhirnya sekalipun harus tersingkir dan mengakui keunggulan lawannya, Perseftim tetap pulang dengan kepala tegak dan penuh dengan rasa bangga.
Tiga tahun berselang di tahun 1978, ETC kembali diselenggarakan di Kupang. Perseftim kembali berhasil keluar sebagai juara untuk ketiga kali. Atas pencapaian dan prestasi tersebut dan dengan memperhitungkan bahwa Perseftim adalah kabupaten pertama yang berhasil menjuarai El Tari Cup sebanyak 3 kali, maka Komda PSSI Provinsi NTT memutuskan untuk menyerahkan Trophy Asli El Tari Cup (ETC ) untuk dibawa pulang dan menjadi milik masyarakat Flotim.
Setibanya di Larantuka, kontingen berkumpul di Gedung Balai Gelekat dan menyerahkan trophy tersebut langsung ke tangan Bupati yang menjabat saat itu Bapak Drs. Anton Buga Langoday secara ceremonial sederhana.
Saat ini, trophy asli tersebut ditahtakan di ruangan kerja Penjabat Bupati Flores Timur. Dan, untuk MENGGANTIKAN TROPHY ASLI tersebut sekaligus mengenang Bapak Gubernur El Tari yang meninggal dunia setahun berikutnya, maka dibuatlah Trophy Baru yang diberi nama El Tari Memorial Cup (ETMC) yang pada akhirnya masih tetap diperebutkan hingga saat ini.
Jalan Terjal Menuju ETMC XXXII Rote Ndao Tahun 2023
Perjalanan Perseftim Flores Timur pada kasta tertinggi El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXII yang dihelat di Rote Ndao menemui jalan terjal nan pelik lantaran sanksi diberikan ASPROV tak kunjung dibayar. Beruntungnya, Ahmad Yohan, anggota Komisi XI DPR RI dari Partai PAN menjelma pahlawan bagi Laskar Lewotanah julukan Perseftim Flores Timur yang membantu dana sebesar Rp.
Rp 100 juta kepada Askab Flores Timur untuk melunasi sanksi.
Sementara Pemda Flores Timur melalui penjabat Bupati hanya mendukung lewat doa untuk Perseftim.
Setelah melunasi sanksi itu baru pada tanggal 20 Agustus 2023 Managemen Perseftim Flores Timur baru melakukan seleksi 63 pemain lokal untuk memperkuat Perseftim Flores Timur
Kendati seleksi yang berjalan singkat, namun 22 pemain yang merupakan putra terbaik yang lahir dari rahim Flores Timur akhirnya terpilih untuk menjadi pahlawan yang bakal memperkuat Perseftim Flores Timur di kasta tertinggi sepak bola NTT
Meski begitu, Perseftim Flores Timur yang dinahkodai Coach Hengky Halan mampu menunjukkan kepada publik di seantero NTT tentang seni mengolah si kulit bundar, dan tentang kualitas para pemain dari skuad yang bermarkas di Stadion Ile Mandiri ini.
Alhasil, mereka kemudian dapat lolos dari babak penyisihan grup Kualifikasi Liga Tiga ETMC XXXII Rote Ndao.
Dan, pada babak 16 besar Perseftim Flores Timur yang bersua PSK Kabupaten Kupang menjadi kisah yang perlu diketahui Perseftim mania atau paling kurang orang yang terlahir dari Kabupaten Flores Timur di mana saja berada yang tetap mendukung Perseftim Flores Timur dalam keadaan untung maupun malang.
Saat itu, kedudukan masih imbang 1-1 melawan PSK Kabupaten Kupang dan tensi permainan kian meninggi.
Selama beberapa menit para supporter Perseftim Flores Timur sempat terdiam membisu lantaran gol yang dinanti tak kunjung tiba
Melihat begitu, salah seorang pemuda Perseftim mania yang datang ke tanah sejuta lontar berbekal modal secukupnya seketika mengimbau kepada kepada para supporter Perseftim Flores Timur untuk terus mendukung pahlawan Lewotanah yang berjuang dengan sekuat tenaga demi mengharumkan nama Lewotana Flores Timur
"Engko te sendiri Perseftim. Perseftim sampe mati," ucap seorang supporter dengan lantang disusul pekikan Sampe Dopi Kepo. Sampe Dopi Kepo.
Alhasil, Perseftim Flores Timur menyudahi perlawanan PSK Kabupaten Kupang dengan skor 3-2 untuk keunggulan Perseftim dan berhak melaju ke babak 8 besar
Pencapaian ini sudah teramat luar biasa Perseftim dengan jangka waktu yang teramat singkat. Dan sampai kapan pun Engko te sendiri Perseftim sekalipun Pemda Flores Timur hanya mendaraskan doa.
"Sampai kapan pun engko te sendiri, Perseftim tak peduli kalah atau menang. Perseftim sampe mati," imbuhnya.(AL)