Notification

×

Iklan

Iklan

Bupati Buka On The Job Training bagi PJ TLI Covid-19 dan Tenaga Tracer Tingkat Morowali

Jumat | 6/04/2021 WIB Last Updated 2021-06-04T07:45:05Z


Morowali- Dalam rangka memutus dan menekan angka penyebaran Covid-19 di Kabupaten Morowali, Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali dalam hal ini Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) menggelar On The Job Training (OJT) bagi Penanggungjawab Tes, Lacak dan Isolasi (PJ TLI) Covid-19 dan Tenaga Tracer di Ruang Pola Kantor Bupati Jumat, (04/06). Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari mulai Jumat - Sabtu (04 - 05 Juni 2021). Kegiatan dibuka oleh Bupati Morowali, Drs. Taslim dan dihadiri oleh unsur Forkopimda di antaranya Kapolres Morowali, AKBP Bayu Indra Wiguno, SIK., MIK., Dandim 1311 Morowali, Letkol Inf. Raden Yoga Raharja, SE., MM., M.Ipol., para kepala OPD, para Camat, dan seluruh unsur yang tergabung dalam Satgas Percepatan Penangangan Covid-19.


Diketahui, data dari Kemenkes menyebut, Indonesia membutuhkan setidaknya 80 ribu lebih tenaga contact tracer atau pelacak kasus covid-19. Perhitungan ini jika didasarkan pada standar WHO yakni 30 tenaga pelacak untuk 100 ribu orang. Sehingga, dalam laporan Kepala DKP2KB Morowali, Ashar Ma'ruf, SE., mengungkap bahwa tenaga tracer yang telah disiapkan untuk Kabupaten Morowali adalah sebanyak 69 orang yang terdiri dari Babinsa, Babinkamtibmas dan tenaga kesehatan puskesmas. Babinsa dan Babinkamtibmas adalah salah satu figur yang dekat dengan masyarakat dan memiliki kemampuan untuk melakukan persuasi kepada masyarakat. Olehnya, Babinsa, Babinkamtibmas, Puskesmas dan masyarakat diharapkan mampu bersinergi untuk melakukan tracer sebagai upaya percepatan penanganan Covid-19. 


Kapolres Morowali, Bayu Indra Wiguno berujar, meskipun saat ini kasus positif Covid-19 di Morowali secara angka masih dapat terkendali, tak henti-hentinya ia mengingatkan untuk terus waspada khususnya dark number atau kasus yang tidak terlacak atau terdata oleh tracer.


"Secara angka terlihat bahwa Morowali cukup terkendali (Red: Kasus positif Covid-19). Namun hal ini jangan membuat kita lengah. Apalagi pada dark number atau angka gelap yang belum muncul ke permukaan", pungkasnya.


Olehnya, Kapolres berharap agar diadakannya OJT dapat memberikan penguatan bagi tenaga tracer dan seluruh unsur Satgas Covid-19 dalam menekan dan menurunkan penyebaran angka Covid-19 sehingga Kab. Morowali dapat berubah menjadi zona hijau.


"Semoga dengan tracing yang tepat, kasus dapat terdata dengan baik. Semoga kita dapat mengendalikan dan memperkecil angka positif. Kita memang tidak bisa menghindari musibah, tetapi bukan berarti sama sekali tidak melakukan upaya nyata dalam mencegahnya. Dengan upaya yang dilalui selama ini, mari kita review kembali, apakah masih ada kebijakan yang efektif untuk ditindaklanjuti dan dikembangkan, atau inovasi-inovasi baru lainnya untuk diterapkan sebagai upaya keselamatan di wilayah Kab. Morowali,"Tutup dia.


Sementara itu, Dandim 1311 Morowali, Raden Yoga Raharja menuturkan bahwa para pemimpin seyogianya memberikan contoh terlebih dulu. Konsisten menerapkan upaya pencegahan Covid-19 di lingkungan kerja ataupun keluarga. Hal tersebut guna menumbuhkan rasa tanggungjawab kepada seluruh anggota untuk  melindungi diri dan orang lain agar tidak terpapar Covid-19.


"Pemimpin yang tidak memiliki kepedulian terhadap anggotanya tentu akan diabaikan oleh anggotanya. Olehnya saya selalu mengupayakan untuk rutin olahraga bersama selama 1 jam. Selalu disiplin terhadap Protokol Kesehatan. Agar anggota saya juga dapat melakukan hal yang sama dan bisa ia bawa ke lingkungan keluarganya,"Terang Dandim.


Terapkan aturan yang ada. Laksanakan dengan ketat. Agar semua punya rasa tanggungjawab yang tinggi untuk saling menjaga,"Tambahnya.


Hal senada disampaikan Bupati Morowali, Taslim dalam membuka kegiatan OJT mengatakan, bahwa telah banyak upaya penanggulangan baik mengacu atau merujuk aturan dari Pemerintah Pusat ataupun berbagai inovasi yang dilakukan di daerah. Dengan dilakukannya OJT, Taslim menegaskan bahwa penegakan Protokol Kesehatan terus digencarkan sebab Prokes merupakan upaya terbaik dalam membendung penyebaran Covid-19. Menurutnya, hal ini perlu dievaluasi kembali sebab ia menilai penegakan Prokes di Kab. Morowali sudah tidak begitu ketat.


"Kegiatan OJT ini menambah benteng pertahanan kita dalam menghadapi Covid-19. Tetapi hal ini harus dibarengi dengan penegakan Prokes. Sekarang kita mulai lengah dalam menerapkannya. Ini perlu dievaluasi kembali.  Satgas dibentuk untuk mengoptimalkan lagi peran dan fungsi tugas kita masing-masing", tekan Taslim.


"Mari kita komitmen terhadap pelaksanaan Prokes. Bisa dibayangkan jumlah ASN dan PHL di Morowali? Jika semuanya menjadi garda terdepan dalam melaksanakan 3M. Tentu ini sudah menjadi kekuatan besar bagi kita. Mari kita terus terapkan Prokes di internal masing-masing OPD demi kebaikan bersama,"tandas Taslim.


Dalam OJT tersebut juga menghadirkan narasumber yaitu dr. I Made Suardiyasa, MPH., seorang epidemiolog sekaligus tim pakar Covid-19 Regional Kalimantan dan Sulawesi.

Sub(Winda)Yohanes

×
NewsKPK.com Update