Notification

×

Iklan

Iklan

AMAN : Masyarakat "ADAT" Itu Palang Pintu Terakhir Pemanasan Global

Sabtu | 11/09/2019 WIB Last Updated 2019-11-09T15:56:03Z

ENDE - Masyarakat Adat merupakan palang pintu terakhir pemanasan global yang terjadi di bumi ini karena masyarakat adat mampu melestarikan hutan dan lingkungannya.

Hal ini dikatakan Ketua AMAN wilayah Nusa Bunga, Philipus Kami dalam Rapat Kerja Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Nusa Bunga pada Juma’t (08/11) di Aula PSE Ende.

Philipus Kami mengatakan Masyarakat Adat memiliki kemampuan secara turun temurun yang diwariskan leluhur untuk mengelola dan menjaga hutan sehingga masyarakat adat sangat mencintai hutan, tanah, air dan udara serta semua yang ada di dalam wilayah kehidupan. Masyarakat Adat dapat membangun keseimbangan dengan alam, mampu melestarikan hutan dan lingkungan di sekitarnya sehingga Masyarakat Adat menjadi palang pintu terakhir pemanasan global.

“Pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan harus terus menerus diserukan dalam membangun keseimbangan alam dan manusia sehingga tidak terjadi pemanasan global di bumi yang semakin tua ini. Dan Masyarakat Adat telah menunjukan jati dirinya sebagai penjaga ibu bumi ini,” kata Philipus Kami.

Meskipun memiliki peran yang besar dalam menjaga bumi namun hingga saat ini, keberadaan masyarakat adat masih dianggap sebelah mata sehingga dalam mempertahankan kelestarian lingkungan dan menjaga keseimbangan alam masyarakat adat harus berjuang untuk merebut kembali hak – haknya.

“Dimana – mana masih sering terjadi diskriminasi dan intimidasi terhadap masyarakat adat sehingga masyarakat adat hingga saat ini masih tetap berjuang untuk memperoleh pengakuan dari pemerintah,” tutur Philipus.

Berkaitan dengan perjuangan AMAN bersama masyarakat adat selama ini Philipus menjelaskan AMAN sangat sangat respon terhadap berbagai persoalan masyarakat adat dan memberikan solusi kepada pemerintah atas konflik – konflik yang terjadi terutama konflik kehutanan maupun konflik perbatasan antara satu komunitas adat dengan komunitas adat yang lain.

“Tugas kita sangat berat untuk meletakan masyarakat adat di garis konstitusi yang sebenarnya yaitu melakukan komunikasi dengan pemerintah untuk mendorong Pembentukan Perda tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Adat. Hal ini sangatlah tidak mudah sehingga perlu adanya komunikasi intens untuk menemukan solusi dan menyampaikan hal praktis kepada pemerintah bahwa masyarakat adat adalah sektor penting dalam menjaga keutuhan bangsa dan membangun keberadaan dunia. Masyarakat Adat mampu memberi solusi kepada kebijakan pemerintah,” ujar mantan anggota DPRD Ende 2 periode ini.

Aktivis senior AMAN Nusa Bunga ini mengungkapkan AMAN wilayah Nusa Bunga sendiri hingga saat ini telah melakukan begitu banyak pekerjaan yang berhubungan langsung dengan kebijakan pemerintah daerah dan turut serta dengan masyarakat adat untuk berjuang bersama mempertahankan hak – haknya.

“AMAN Nusa Bunga telah memberikan kontribusi terhadap pembentukan Perda Masyarakat Adat di Kabupaten Ende, Manggarai Timur, Kabupaten Sikka dan dalam waktu dekat akan melaksanakan legislasi daerah di Flores Timur dalam rangka mendorong pembentukan Perda Masyarakat Adat yang ada disana. Berbagai advokasi persoalan masyarakat seperti waduk Lambo di Rendu - Nagekeo, advokasi persoalan HGU Nangahale, memfasilitasi penyelesaian tapal batas antara Komunitas Adat Mudegagi dan Komunitas Adat Boafeo dan masih banyak persoalan masyarakat adat lainnya,” jelas Philipus.

Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara Rakerwil III AMAN Nusa Bunga, Nikolaus Bhuka dalam sambutannya mengatakan Rakerwil AMAN wilayah Nusa Bunga ini dilaksanakan sebagai evaluasi kerja dan konsolidasi pengurus dalam rangka persiapan menuju Rakernas AMAN 17 – 20 Maret 2020 mendatang di Komunitas Adat Saga.

Niko menuturkan dalam sebuah organisasi, evaluasi terhadap kerja sangat penting dilakukan untuk menjadi pembanding dalam merangsang kerja – kerja lanjutan di waktu mendatang. Dan AMAN Nusa Bunga merasa perlu melakukan evaluasi ini untuk mengetahui kemajuan organisasi dalam kerja – kerja nyata sepanjang tahun sekaligus melakukan konsolidasi bersama Pengurus Daerah dan Dewan AMAN wilayah dan daerah dalam persiapan menyongsong Rakernas AMAN yang akan datang.

“Banyak pekerjaan yang telah kita lakukan namun banyak juga pekerjaan yang belum kita kerjakan sehingga kita perlu melakukan evaluasi bersama untuk melihat kekurangan dan kelebihan dalam menata organisasi ini ke depannya,” pungkas Niko Bhuka.

Hadir dalam Rakernas III yang bertema “Memperkuat internal Pengurus dan Anggota menuju masyarakat adat yang Mandiri secara Ekonomi, Berdaulat secara Politik, Bermartabat secara Budaya” ini seluruh Pengurus Wilayah AMAN Nusa Bunga, para Dewan AMAN Wilayah Nusa Bunga, para Dewan AMAN Daerah dari ketiga pengurus daerah dan BPH AMAN Daerah Flores Bagian Timur, BPH AMAN Daerah Flores Bagian Tengah dan BPH AMAN Daerah Flores Bagian Barat, Organisasi sayap AMAN maupun utusannya masing – masing. (AL)
×
NewsKPK.com Update