Memang kondisi terkini yang sedang melanda wilayah kodi sangat memprihatinkan, akibat harga Jambu yang belum stabil dan jambunya pun ikut diserang hama, yang dimana hama itu menyerang di saat jambu mau berbunga sampai pada buahnya dan bukan saja pada buah, pohonnya,ikut juga di serang habis habisan tandas warga kodi dengan penuh kesal.
Menurut petani jambu Mente di Kodi,kejadian ini bukan saja terjadi tahun ini, tetapi hampir setiap tahun kami alami,hal seperti ini, mulai dari hama yang menyerang dari buah sampai ke akar pohonnya, dan menyebabkan pohonnya mati hingga tumbang, pungkas warga dengan roman kecewa.
Jelas warga Kodi, seandainya harga stabil seperti harapan kami, masih bisa terobati ini rasa penyesalan, rasa kecewa, kecewa ini,ya kecewa karena harganya juga tidak mencukupi kebutuhan di rumah, anak sekolah yang kuliahnya jauh dari orang tua, baru harga tidak menentu lagi,sementara dana kasih kuliah anak dari ini,ya terpaksa kita jual sudah menutupi kebutuhan anak yang sekolah jauh dari orang tua' yang walaupun harganya tidak seperti harapan kami sebagai petani jambu, 'ujar warga dengan kecewa.
Lanjut, ya ini sekarang tahun yang paling tidak beruntung sudah untuk kami petani jambu,mulai dari harga Rp 16.000 per kg, ya itu beruntung juga kalau dapat seharga itu, kadang juga kalau keburu buru tidak dapat juga harga seperti itu,bisa buru buru jual,ya pembeli juga gunakan kesempatan,dengan harga yang pembeli mau, trus mau bagaimana lagi kalau anak anak minta uang sekolah,ya mau tidak mau tetap mau sudah, karena ini sudah sumbernya kami di musim ini sebagai petani, kata petani jambu di Kodi.
Dan harapan kami ke depannya semoga pemerintah ada jalan dan lebih khususkan lagi perhatiannya kepada kami petani jambu, supaya permasalahan ini cukup sudah tahun ini terjadi,serta harga Jambu normal kembali dan hama di atasi, kami sangat penuh harap pemerintah tangani dan atasi ini,serta persoalan harga jambu dan hama yang selalu menghalangi mengganggu masa panen jambu kami,bisa kembali memuaskan, tutup mereka dengan nada kecewa ketika dikonfirmasi awak media.7 September 2019,pukul 9:30 Wita
Liputan(Mias)
