Notification

×

Iklan

Iklan

Hampir 2 Tahun Mahasiswa S2 Angkatan 2016-2017 Tidak Di Wisudakan Oleh IAIN Ternate

Rabu | 8/21/2019 WIB Last Updated 2019-08-21T11:49:23Z
TERNATE - Sudah Hampir memasuki 2 tahun ini mahasiswa Strata Dua (S2), angkatan 2016 dan 2017 tidak merasakan menggunakan Toga, lantaran ketidak pedulian dari pihak Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate.

Informasi yang di himpun media ini, mahasiswa S2 angkatan 2016 dan 2017 ini yang seharusnya wajib di wisudakan oleh lembaga pada tahun 2018 lalu tapi sampai saat ini mahasiswa strata dua (S2) angkatan 2016 tidak bisa mengikuti wisuda sebagai perayaan terakhir selama prosesnya di perguruan tinggi bahkan mahasiswa S2 anggkatan 2017 merasakan hal yang sama pada tahun ini di laksanakan pada Gedung Duafa Center Kota Ternate karena program studinya tidak memiliki akreditasi dan pihak IAIN hanya diamkan permasalahan tersebut,


Koordinator Gerakan Mahasiswa Bersatu (GEMBER) IAIN Ternate Adam Basirun saat aksi di depan Duafa Center pada Rabu (21/8/2019) menyampaikan Dari hasil investigasi dan diskusi dalam internal, ada praktek komersialisasi pendidikan yang dilakukan oleh pihak kampus untuk menumpuk kekayaan demi kepentingan pribadi dan kelompok, seakan pembangunan program studi dijadikan sebagai komoditi untuk mengakumulasi modal, 

"data yang kami peroleh nyatanya birokrasi kampus atau tim yang mengajukan tentang akreditasi prodi telah melakukan plagiatisasi sehingga proses pengajuan ini ditolak oleh badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Olehnya itu, dari masa aksi menuntut kepada lembaga bahwa yang Keresahan mahasiswa pasca sarjana, hingga berujung pembakaran toga. " tegasnya.

Lanjut dia, parahnya jangan-jangan mengenai masalah akreditasi dari bapak  Dr. Imam safe'i Sekretaris Direktorat Jendral (Sekjen) pun juga sudah mengetahui hal ini, namun coba di tutupi sekjen yang telah melakukan perselingkuhan jika hal ini tidak di tutupi oleh sekjen sebagai pemangku jabatan yang strategis yang mempunyai wewenang untuk menandatangi akreditas tentunya menolak untuk terlaksananya wisuda 2019 akan tetapi  sulit tidak untuk di lakukan malah membenarkan untuk jalannya wisuda dan jika benar masalah akreditas beliau tidak mengetahui permasalahannya,


"aneh bin ajaib bila sekjen tidak mengatahui permasalahan ini, jangan kambing hitamkan kita sebagai mahasiswa calon Magister, sebab kami sudah hampir 4 tahun ini menunggu dan akan di mana kita menggunakan Toga ketika kami sudah selesai studi S2, di mana hati dan nurani pihak kamus yang telah menggantungkan harapan kedua orang tua serta keluarga kami, " jelasnya.


Menurut dia, tentunya aksi yang kemudian dilakukan di depan masjid raya sudah pastinya sekjen keluar dan melihat anak-anaknya yang sedang menyampaikan aspirasi keresahan apalagi jabatannya sebagai pimpinan sekretaris direktorat jenderal  yang mempunyai wewenang penuh dalam menyelesaikan akreditas tapi beliau malah cuekin akan aksi yang dilakukan.

"ketika jalannya perayaan wisuda belum selesai dan lantunan pembacaan ikrar pun belum juga di sampaikan oleh mahasiswa beliau malah meninggalkan tempat acara wisuda sehingga saya dan teman-teman berpikir kemungkinan besar beliau takut kebohongan akan terungkap. Olehnya itu bagi saya sebuah kemenangan itu hanya di miliki oleh orang-orang yang bermodal atau beruang bukan melainkan orang-orang yang berjuang, "ungkapnya. (savi)
×
NewsKPK.com Update