Notification

×

Iklan

Iklan

Waduh, Warga Sei Torop Kecewa Dengan APKASINDO

Senin | 8/31/2020 WIB Last Updated 2020-08-31T05:53:24Z


Simalungun, Sumut - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) adalah organisasi profesi petani kelapa sawit yang diakui, disahkan dan dibina oleh Kementerian Pertanian RI cq Direktorat Jenderal Perkebunan dan Badan Eksekutif Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Republik Indonesia (GAPPERINDO) dan Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI).

APKASINDO Terdaftar di Kementerian Dalam Negeri cq Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum sebagai organisasi kemasyarakatan profesi. APKASINDO terbentuk pada tahun 2000, difasilitasi Pemerintah c/q Kementerian Pertanian Republik Indonesia, sebagai Wadah Pemersatu Petani Kelapa Sawit Indonesia,APKASINDO saat ini telah tersebar di 22 provinsi dan 133 Kabupaten penghasil kelapa sawit di Indonesia mulai dari Nangroe Aceh Darussalam sampai Provinsi Papua.

Pada 2019 APKASINDO Simalungun bekerja sama dengan kelompok tani Sawit Nagori Seitorop kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun,untuk melakukan tanaman ulang pohon sawit milik warga

Sayangnya warga menilai APKASINDO telah lalai melakukan pemeliharaan tanaman sawit milik mereka sehingga Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) yang ditanam banyak yang mati,anggaran yang di peruntukan tanaman ulang sebesar 25 juta perhetar diduga tidak digunakan sebagai mana mestinya,dan Pinjaman 30 juta per KK sampai saat ini tidak teralisasi.

Seperti dijelaskan oleh Sukri ,"awalnya APKASIDO berjanji memberikan bantuan sebesar 25 juta per hektar pada tanaman ulang Sawit milik kami,namun pemeliharaan TBM kami anggap sangat amburadul,sehingga pohon sawit banyak yang mati,dan hingga saat ini tidak di lakukan penyisipan.

"Anggaran 25 juta per hektar meliputi penumbangan pohon sawit,penanaman dan pemeliharaan TBM,pemeliharaan kacangan,pemupukan dan lainya sampi pohon sawit masuk masa Tanaman Menghasilkan (TM),artinya bila ada pohon sawit yang mati,pihak APKASINDO harus segera melakukan penyisipan agar para petani tidak dirugikan,sebab tahun tanam dan pemeliharaan yang baik,sangat menentukan hasil panen kami para petani,saat ini kami tidak punya penghasilan,kita berharaf pihak APKASINDO segera melakukan pembenahan pada kebun sawit kami,agar kami tidak mangkin merugi,jelasnya.

Keluhan juga disampaika oleh Polman Sinaga Pada Senin 31 Agustus 2020,saat ditemui dilokasi,Polman mengelukan janji dari APKASINDO yang awalnya menjajikan pinjaman sebesar 30 juta,dana itu tentunya bisa berguna untuk makan dan keperluan mendesak kebun sawit milim para petani yang sedang masa TBM.

"Sejak Agustus 2019 sampai saat ini janji pinjaman itu tak direalisasikan,ahirnya kami para petani yang bekerjasama dengan APKASINDO sangat terjepit,uang tak ada penghasilan tak ada,pohon sawit hampir separoh mati,sudah pasti kedepan kami akan samangkin susah.

Kita berharap agar APKASINDO Simalungun segera melakukan penyisipan pohon sawit kami,dan pijaman sebesar 30 juta itu segera direalisasikan pada kami,program dari pemerintah pusat suda dikemas sangat baik,maka kita berharap pengurus APKASINDO simalungun jangan main-main membatu petani kelapa sawit,kita mau bekerja sama dengan harapan mendapat penghasilan lebih,bukan bekerja sama dan ahirnya jadi merugi,jelas polman diamini para petani yang lain.

Sampai berita ini di sampaikan pada redaksi,Marhat Purba yang disebut-sebut sebagai ketua APKASINDO Simalungun belum berhasil dimintai tanggapan terkait keluhan para petani sawit Nagori Sei Torop.(R01).
×
NewsKPK.com Update