Selain menampung aspirasi masyarakat, pak Rayun juga membagikan bikisan berupa, minyak goreng kemasan, gula putih, sabun, dan lain lain,yang diserahkan kepada warga yang hadir dalam acara tersebut.
Dalam kunjungan reses kali ini, masyarakat sungai penoban memohonkan kepada pak Rayun, agar permasalahan status lahan didesa sungai penoban dapat segera mendapatkan kejelasan dari pemerintah, sebab sejak adanya desa ini dari hasil pemekaran dari desa induk pada tahun 2012 lalu, dimana setatus lahan yang ada didesa ini masih bersetatus hutan produksi (HP).
"Hal ini disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat didesa sungai penoban, bernama M Lubis, disela sela pertemuan reses tersebut.
" M. Lubis, menyampaikan " padahal pada tahun 2018 lalu dimana desa ini sudah masuk dan mengukuti program tanah reforma agraria (TORA), yang kemudian pada bulan Oktober tahun 2019 lalu tim invertarisasi yang ditunjuk pemerintah telah melakukan pemasangan patok tapal batas, antara kawasan (HP) dengan pengajuan program TORA tersebut, ucapnya.
" Ditambah lagai dengan surat Gubernur Jambi kepada menteri kordinator bidang perekonomian tertanggal 19 mei tahun 2019 lalu terkait tindaklanjut usulan program TORA tersebut, namun hingga saat ini belum ada titik terang dari pihak pemerintah terkait hal tersebut. Ujarnya.
" Rayun, menjawab permintaan masyarakat tersebut, mengatakan " terkait status lahan maupun terkait usulan program TORA tersebut, kita nanti akan membawa permasalahan ini kedalam praksi, agar dapat disampaikan kepada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Ujarnya.
Dalam acara Reses anggota Dewan tersebut dihadiri oleh Ketua dan Anggota BPD, serta beberapa perangkat desa. Acara ini dibuka oleh Kadus III desa sungai penoban,ibu mesry sitompul, bersama tiga orang ketua RT nya./ngl
