Notification

×

Iklan

Iklan

Rote Ndao Bersatu Se -JABODETABEK Gelar Ibadah Syukur dan Perjamuan Adat

Minggu | 3/03/2019 WIB Last Updated 2019-03-03T13:21:59Z

JAKARTA - Setelah bertahun-tahun hidup dan menetap di rantauan khususnya di seputaran Jabodetabek, masyarakat diaspora Rote Ndao (Ronda) akhirnya menyatakan diri dalam sebuah organisasi yakni Perkumpulan Rote Bersatu.

Dalam balutan nuansa Rote Ndao, Perkumpulan Rote Ndao Bersatu se-Jabodetabek menggelar ibadat syukur bersama dipimpin Pdt.Gilbert Lumoindong disertai deklarasi Perkumpulan Rote Bersatu, serta Perjamuan Adat yang di pimpin Putri Mata Air (Sofia Nggebu) pegelaran seni budaya khas Rote Ndao dan ramah tamah bersama. Keempat kegiatan ini digelar di Anjungan Maluku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur pada Sabtu (2/3) pukul 17.00 WIB. Ikut ambil bagian dalam acara tersebut, para sesepuh, tokoh pemuda dan warga keturunan Rote Ndao se-Jabodetabek.

Ketua Perkumpulan Rote Ndao Bersatu, Vicoas Amalo dalam sambutannya usai ibadat syukur bersama dan deklarasi kepengurusan Perkumpulan Rote Ndao Bersatu mengatakan, ide dari perkumpulan warga Diaspora Rote Ndao yang selama ini hidup dan menetap di Jabodetabek muncul dari para muda-mudi yang ada di Jakarta. Setelah mendapat restu dari para sesepuh Rote Ndao yang ada di Jakarta, ujar Vico sapaan akrab Ketua Perkumpulan Rote Ndao Bersatu, maka dekalarasi organisasi pun digelar.

"Kami sebagai anak muda meminta dukungan juga dari para senior sehingga ke depan organisasi Rote Ndao Bersatu ini bisa tetap eksis dan memberikan kontribusi yang semua anggota termasuk Pemkab Rote Ndao. Hanya demgan bersatu maka visi dan misi bisa dilakukan dengan baik. Sekali lagi, Perkumpulan Rote Ndao bersatu ini tidak ada muatan politisnya sama sekali," ungkap Vicoas Amalo di hadapan seluruh pengurus dan anggota gang hadir malam minggu kemarin.
Sementara Wakil Ketua dan Sekretaris Perkumpulan Rote Ndao Bersatu, Paulus Henukh dan Nus Meo juga mengakui hal yang sama. Menurut kedua pengurus Perkumpulan Rote Ndao Bersatu itu, masyarakat diaspora Rote Ndao yang kini hidup dan menetap di Jabodetabek akan sama-sama berjuang tidak saja untuk kebaikan warga diaspora Rote Ndao yang ada di rantauan tetapi juga akan memberikan kontribusi bagi kemajuan Kabupaten Rote Ndao sendiri.

"Kami mau tegaskan bahwa perkumpulan ini sama sekali tidak ada muatan politisnya sama sekali. Kami mau agar segala bentuk pengkotak-kotakan yang ada bisa dilebur hanya dengan perkumpulan ini. Ke depan, visi dan misi yang sudah disepakati bersama akan diperjuangkan dengan baik terutama dalam hal ekonomi, pendidikan termasuk hukum," jelas Paulus Henukh diiyakan Nus Meo kepada wartawan

Adrianus Mooy, salah satu sesepuh warga Rote Ndao yang ada di Jakarta dalam wejangannya menyampaikan bahwa apa yang bisa dikerjakan oleh warga Rote Ndao yang ada di ibukota Jakarta harus dikerjakan dengan baik bukan saja untuk pribadi dan organisasi tetapi untuk Kabupaten Rote Ndao sendiri. "Semua yang ada di Jakarta punya peluang yang sama untuk berbuat sesuatu yang baik bagi Rote Ndao. Karena hanya dengan bersatu maka sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin dan dengan bersatu kita akan berbuat yang lebih banyak," ujar sesepuh Rote Ndao ini.

 pegelaran seni budaya diisi dengan penampilan Jitron Pah yang memainkan musik Sasando, pegelaran busana oleh desainer asal Rote Ndao dan live music oleh John Seme dan beberapa penyanyi Rote Ndao lainnya. Ditanya kenapa kegiatan tersebut tidak digelar di anjungan NTT dan harus di anjungan Maluku, Ketua Perkumpulan Rote Ndao Bersatu, Vicoas Amalo mengaku karena jumlah anggota yang cukup banyak sehingga tidak mungkin bisa digelar kegiatan tersebut di anjungan NTT.

"Karena jumlah anggotanya cukup banyak maka kami pilih anjungan Maluku. Kan kita bisa lihan sendiri, kondisi anjungan NTT juga memrihatinkan sekali. Karena itu maka kita minta Pemprov NTT untuk membenahi anjungan tersebut. Kalau Pemprov NTT tidak benahi maka biar kami saja yang benahi," pungkas Vico. (AL)
×
NewsKPK.com Update